Kamis, 09 Oktober 2014

“JADILAH GENERASI PELURUS BUKAN PENERUS DAN JADILAH GENERASI PENUNTUN BUKAN PENUNTUT”

 


            NKRI adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara benua Asia dan Australia serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 13.466 pulau sehingga indonesia dikenal dengan negara yang memiliki banyak pulau di dunia.
            Indonesia juga merupakan negara yang dijajah oleh banyak negara Eropa dan juga Asia, itu disebabkan Indonesia sejak zaman dahulu merupakan negara yang kaya akan hasil alamnya yang melimpah, hingga membuat negara-negara Eropa tergiur untuk menjajah dan bermaksud menguasai sumber daya alamnya untuk pemasukan bagi negaranya.
            Pada Maret 1945 Jepang membentuk sebuah komite untuk kemerdekaan Indonesia. Setelah perang Pasifik berakhir pada tahun 1945, di bawah tekanan organisasi pemuda, Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 yang pada saat itu sedang bulan Ramadhan. Setelah kemerdekaan, tiga pendiri bangsa yakni Soekarno, Mohammad Hatta, dan Sutan Sjahrir masing-masing menjabat sebagai presiden, wakil presiden, dan perdana menteri.
            Namun kemerdekaan itu tidak akan bisa kita rasakan apabila tidak adanya PDRI (Pemerintahan Darurat Republik Indonesia) pada saat itu. Yang mana PDRI dan rakyat yang tinggal di Sumatera Barat pada masa itu sesungguhnya menjadi bagian penting dalam ukiran  sejarah Negara Republik Indonesia.
            Jika kita melihat kondisi Indonesia pada saat ini, mungkin bisa jadi Indonesia akan terjajah kembali. Dalam artian bukan dijajah secara umum tapi lebih kepada akhlak, pengetahuan, dan yang lainnya. Saat ini akhlak generasi Indonesia sangat jauh dari agama. Mereka lebih memprioritaskan pengetahuan di dunia dari pada mendalami ilmu agama. Padahal jika kita lihat lebih mendalam ilmu agama sangat berpengaruh besar terhadap karakter seseorang yang mana karakter itu juga berpengaruh terhadap dirinya dan lingkungan sekitarnya.
Meski kaya akan sumber daya alam dan manusia, Indonesia masih menghadapi masalah besar dalam bidang kemiskinan yang sebagian besar disebabkan oleh korupsi yang merajalela dalam pemerintahan. Tidak tertutup kemungkinan Indonesia akan melahirkan para Cakor “Calon Koruptor” di masa yang akan datang. Ini mungkin disebabkan karna tidak adanya karakter dalam diri pemimpin Indonesia saat ini.
Banyak dari pemimpin Indonesia saat ini memiliki IQ yang tinggi namun jiwa sosial yang rendah. Bahkan juga banyak dari pemimpin kita yang tidak mempunyai malu melakukan korupsi padahal kita sama-sama tahu bahwa korupsi adalah mencuri. Apakah korupsi adalah bahasa  yang diperhalus dari kata “mencuri” ???
PDRI (Pemerintahan Darurat Republik Indonesia) adalah penyelenggara pemerintahan Republik Indonesia periode 22 Desember 1948 - 13 Juli 1949, dipimpin oleh Syafruddin Prawiranegara yang disebut juga dengan Kabinet Darurat yang mana PDRI ini berdomisili di Sumatera Barat. Di sini bisa kita lihat bahwa Sumatera Barat merupakan bagian penting dari Kemerdekaan Indonesia pada masa itu.
Pada saat ini Sumatera Barat sangat berbeda dibandingkan pada masa kemerdekaan Indonesia. Jika pada saat kemerdekaaan, Sumatera Barat merupakan bagian penting dalam proses Kemerdekaan itu, maka pada saat sekarang ini Sumatera Barat tidak termasuk kedalam wilayah yang mendukung pengembangan potensi Ekonomi Indonesia. Tentu ini sangat memprihatinkan sekaligus menjadi peringatan bagi kita selaku generasi yang akan datang.
Kita sebagai generasi muda yang akan datang, tidak sepatutnya hanya berdiam diri
dan menunggu datangnya sebuah keajaiban yang akan merubah semua menjadi lebih baik. Sebagaimana Allah SWT berfirman “ Saya tidak akan merubah keadaaan suatu kaum apabila tidak kaum itu sendiri yang merubahnya”. Sudah seharusnya kita sebagai generasi muda yang akan datang untuk memunculkan ide-ide atau pikiran-pikiran cemerlang dan berpikir positif untuk kemajuan Sumatera Barat.
            Jika kita melihat kondisi Sumatera Barat saat ini, mungkin telah banyak terjadi perubahan baik dari luar maupun dalam. Tidak hanya perubahan ke arah yang lebih baik, perubahan ke arah yang lebih buruk pun juga ikut dirasakan saat ini. Adapun perubahan ke arah yang lebih baik yang dirasakan saat ini adalah pembangunan infrastruktur pasca kejadian gempa 30 September 2009 yang lalu, adanya kegiatan Pesantren Ramadhan, wirid remaja dan lain sebagainya.
            Namun dibalik perubahan ke arah yang lebih baik itu, tanpa kita sadari kita tidak menghasilkan apa-apa dalam artian percuma. Bagaimana tidak, pembangunan infrastruktur yang kita lihat membawa perubahan itu malahan membawa kesengsaraan bagi sebagaian besar masyarakat Sumatera Barat. Contohnya saja, terbengkalainya pembangunan Pasar Raya Padang dibandingkan pembangunan gedung Mall. Padahal kita sama-sama tahu sebagian besar masyarakat Kota Padang mendapat penghasilan sebagai seorang pedagang.
            Kita lihat lagi dengan diadakannya kegiatan Pesantren Ramadhan dan Wirid Remaja di Kota Padang. Banyak dari peserta yang hanya mengharapkan sertifikat dari kegiatan tersebut sebagai syarat untuk nilai di sekolah. Miris bukan jika kita melihat yang diharapkan dari peserta tersebut, mereka lebih mementingkan kepentingan dunia dari pada bekal mereka untuk di kemudian hari.
            Peluang yang bisa kita raih kedepannya sangat tergantung kepada generasi saat ini. Dan peluang tersebut akan diraih apabila kita sebagai generasi yang akan datang dapat menaklukkan tantangan yang ada. Jika dilihat 5-10 tahun yang akan datang, tantangan yang dihadapi Indonesia khususya Sumatera Barat sangat besar. Oleh sebab itu, peran generasi muda sangat dibutuhkan untuk kemajuan Sumatera Barat.
            Jika saat ini Sumatera Barat tidak termasuk kedalam wilayah prioritas percepatan pembangunan ekonomi nasional. Bukan berarti Sumatera Barat kedepannya tidak akan terlibat di dalamnya. Itu akan terwujud berkat kerja sama dan usaha serta doa dari kita semua khususnya genenasi muda Sumatera Barat dan akan terwujud selama keinginan untuk perubahan ke arah  yang lebih baik itu masih ada.
            Sumatera Barat merupakan salah satu tujuan utama pariwisata di Indonesia. Fasilitas wisatanya yang cukup baik, serta sering diadakannya berbagai festival dan even internasional, menjadi pendorong datangnya wisatawan ke provinsi ini. Hal ini bisa dijadikan sebagai peluang untuk mendorong perekonomian Sumatera Barat. Tidak hanya itu, Sumatera Barat akan lebih dikenal oleh masyarakat Indonesia maupun Dunia. Tapi semua ini tidak akan terjadi apabila tidak adanya perhatian dari semua pihak.
Tantangan yang akan dihadapi kedepannya adalah sulitnya mencari pemimpin yang berkarakter agar tidak ada lagi Cakor “Calon Koruptor” di masa yang akan datang. Namun apapun bentuk tantangan nantinya, apabila semua bekerja sama maka tantangan itu akan mudah untuk dilalui.
Yang harus dilakukan saat ini adalah membenahi bibit-bibit untuk menjadi pemimpin di masa yang akan datang. Kebanyakan generasi muda saat ini hanya memiliki kompetensi namun tidak memiliki karakter. Mereka bangga dengan hasil nilai yang tinggi tapi tidak mempunyai jiwa sosial. Oleh sebab itu kompetensi harus seimbang dengan karakter karena karakter tanpa adanya kompetensi hasilnya akan pincang dan sebaliknya jika kompetensi tanpa adanya karakter hasilnya akan rusak.
Jika 2 hal tadi terjadi maka bukan tidak mungkin negeri ini akan melahirkan Cakor “Calon Koruptor” kembali di masa yang akan datang. Nilai-nilai agama harus ditanamkan sejak dini kepada generasi muda saat ini. Jika kita lihat di masa lalu, mesjid-mesjid dan mushalla yaNg ada begitu ramai dengan adanya santri-santri yang belajar disana. Coba kita lihat saat ini, apa masih sama seperti yang kita lihat dahulu ??? jarang bukan ???
            Kebanyakan pada saat sekarang ini yang belajar mengaji adalah siswa SD, sedangkan siswa SMP dan SMA begitu enggan untuk belajar mengaji. Padahal ilmu agama begitu penting untuk bekal di kemudian hari bahkan orang tua usia lanjut pun masih sangat membutuhkan ilmu agama.
Kini kita sebagai generasi yang akan datang hendaklah mendalami ilmu agama karena ilmu dunia tidak akan cukup untuk menjadikan kita sebagai seorang pemimpin. Dan janganlah kita bangga memiliki hasil kompetensi yang tinggi tapi tidak peka terhadap lingkungan sekitar. Bagaimana mungkin seseorang yang memiliki kompetensi yang tinggi tapi nilai sosial yang rendah akan menjadi seorang pemimpin di masa yang akan datang jika ia tidak peduli terhadap lingkungan sekitarnya .
Janganlah kita menuntut pemimpin saat ini tapi alangkah baiknya jika kita menuntun. Dan alangkah baiknya jika kita meluruskan yang salah bukan meneruskan. Oleh sebab itu generasi muda sangat berpengaruh besar dalam kemajuan suatu negara.
Salah satu strategi untuk membangun Sumatera Barat adalah dengan membenahi generasi muda yang ada dengan membekali diri mereka dengan ilmu agama agar tantangan yang ada kedepannya akan mudah untuk dilewati. Janganlah kita menyesali yang terjadi saat ini tapi pikirkanlah apa yang harus dilakukan akar tidak menyesal untuk kedua kalinya.
Dengan mengimbangi kompetensi generasi muda dengan karakter yang di dapat dari ilmu agama tadi, setidaknya kita telah mengurangi Cakor “Calon Koruptor” di negri ini.
“Jadilah generasi pelurus bukan penerus dan jadilah generasi penuntun bukan penuntut”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar